Kesehatan Gigi dan Mulut

A Review of Glass ionomer Cements for Clinical Dentistry. 

-Sharanbir K. Sidhu, 2016- 

Artikel ini merupakan update dari berbagai jurnal yang diterbitkan sejak 5 tahun terakhir. 

Glass ionomer mengeras dalam waktu 2 menit akibat reaksi asam-basa, dan membentuk bahan yang kuat dan keras dengan penampilan yang bisa diterima. GI melepas flour dan bersifat Bio aktif, sehingga secara bertahap membangun daerah pertukaran ion yang merupakan ikatan yang sangat kuat dengan gigi. 

1. Introduction

Glass ionomer cement masuk dalam material kelas semen berbasis asam-basa. Terdiri dari asam lemah Polimeric acid dan bubuk gelas. 

2. Komposisi 

Tiap merek punya komposisi berbeda. Ada perusahaan yang menambahkan air ke dalam campuran liquidnya. (Artinya, jangan campur campur merek!).GIC dapat diaduk manual powder liquid, ada yang sudah dalam kapsul. 

3. Komponen Gelas yang kebanyakan digunakan adalah calcium compounds dan sodium. Fluor adalah komponen vital dari partikel gelas di dalam glass ionomer cement. Substitusi / penggantian kalsium dengan Strontium dalam partikel gelas mempunyai efek meningkatkan radiopasitas dan mendorong release fluor yang lebih banyak. (Semua bahan Fuji, partikel gelasnya menggunakan Strontium) 

4. Setting 

GI set dalam 2-3 menit sejak reaksi asam basa. Langkahnya: 
  • Pembentukan crosslinking antar ion (ini yg menyebabkan semen mengeras dengan segera) 
  • Proses crosslinking yang lebih lambat dan melibatkan ion Al. Proses ini berlangsung 1 hari. Disebut proses maturasi. 
5. Peran air

Air adalah elemen penting dalam komponen glass ionomer cement. Pencampuran air ke dalam komponen gic adalah untuk menambah translusensi. Air yang tidak terikat dapat terlepas dari permukaan gic yang baru saja diletakkan ke gigi. Ini menimbulkan tampilan gic seperti chalky dan dapat menimbulkan crack karena gic nya kering. Karenanya penting melindungi semen dengan cocoa butter (atau coating dg EF Coat!). 

6. Fluoride release 

Salah satu keunggulan gic adalah fluoride release/ kemampuan melepaskan fluor. Di awal, terjadi lonjakan fluor yang dilepaskan, kemudian dikeluarkan lebih sedikit dalam jangka waktu yang panjang. Pada suasana asam, fluor dilepaskan lebih banyak. Karenanya semen gic dikatakan memiliki kemampuan buffering dan secara klinis bermanfaat karena mencegah gigi dari karies. GIC juga dapat berfungsi sebagai reservoar fluor (menampung fluor). 

7. Properties 

Kekuatan GIC sangat tergantung pada bagaimana semen disiapkan, yang termasuk rasio powder:liquid, kepekatan polyacid, ukuran partikel gelas, dan usia campuran. 

8. Adhesi/ ikatan glass ionomer cement (GIC) 

Adhesi gic ke permukaan gigi merupakan keuntungan yang sangat penting di klinik. Perlekatan ini sudah dimanfaatkan berpuluh tahun lalu untuk memperbaiki lesi erosi dan sebagai pit fisur sealant. Tensile bond strength gic terhadap permukaan email dan dentin tanpa preparasi, sangat baik. Kekuatan bonding ke gigi terjadi cepat, 80% ikatan sudah terjadi dalam 15 menit sejak ditambalkan. Dan kemudian terus bertambah selama beberapa hari. 

Di dalam praktek, permukaan gigi dipersiapkan terlebih dahulu agar bisa melekat dengan cara di CONDITIONING. Conditioning adalah proses mempersiapkan gigi (termasuk juga mempersiapkan permuk gigi yang dipreparasi) menggunakan cairan asam poliakrilat, 10-20 detik, lalu bilas. Teknik ini mengangkat smear layer dan menyiapkan dentinal tubuli, serta menyiapkan mikro mechanical attachment. Adhesi GIC karenanya disebabkan 2 hal: a. Interlocking gic b. Ikatan kimiawi yg sesungguhnya 

Selanjutnya terjadi proses difusi dimana ion dari semen dan ion dari gigi bertukar tempat dan menimbulkan zona interfasial yang menyebabkan semen dan gigi melekat satu sama lain dengan sangat kuat. 

Studi menunjukkan bahwa jika gic patah maka patahnya secara kohesive (antar semen) dan bukan lepas antara semen dan gigi. Daya Adhesi penting krn membantu retensi semen ke gg, dan mengurangi atau menghilangkan kebocoran tepi. Ini artinya bakteri yg merugikan tdk bs masuk ke celah diantara bahan tambal shg tdk bs menyebabkan decay di bawah tambalan. 

9. Kemampuan Bioaktif 

GIC adalah semen yang bioaktif, karena gic secara biologis melepas ion aktif (fluor, kalsium, silikat, fosfat) ke media sekitarnya dengan kadar yang secara biologis menguntungkan. Pada suasana asam, ion ion ini dilepaskan lebih banyak daripada jika suasana netral. Kemampuan bertukaran ion dengan lingkungan sekitar juga terjadi pada gigi. Dengan berjalannya waktu terbentuk lapisan kaya ion yang sangat tahan asam. Itu sebabnya, sangat jarang ditemukan karies berkembang di sekitar restorasi gic. 

Glass ionomer juga merupakan semen yg bisa “memasukkan” ion. Ketika digunakan sbg pit fisur sealant, gic membentuk material di dalam fisur, kaya kalsium dan fosfat, yg lebih kuat bahkan dari gigi. 

10. Clinical applications 

GIC memiliki banyak kegunaan di kedokteran gigi. Dapat diklasifikasikan dalam 3 tipe, tergantung tujuan penggunaannya yaitu : 
  • Tipe 1 : untuk luting semen (Sementasi crown, bridge, inlay, onlay dan ortho). Kekuatannya sedang saja. Fast setting dan tahan air. Radiopak, film thickness tipis. 
  • Tipe 2 : semen utk restorasi. Ada 2 sub divisi tipe 2 tgt pentingnya penampilan. 
  • Tipe 2.1 untuk perbaikan di anterior dimana penampilan penting diperhatikan.Memiliki warna dan translusensi yg bagus.Biasanya radiopak. Perlu dilindungi dr kelembaban dlm 24 jam pertama.dan sangat kuat 
  • Tipe 2.2 untuk penggunaan dimana tampilan tdk penting (gg posterior atau perbaikan). Biasanya fast set dan tahan air.radiopak, dan kuat. 
  • Tipe 3: sbg Lining atau basis, radiopak 
11. Fissure sealant 

GIC sudah digunakan sejak 1974 untuk fungsi ini. Sejak itu banyak studi membandingkan resin komposit vs gic dulu efektivitasnya sebagai pit fisur sealant. Berkaitan dengan retention rate, sebagai besar menemukan gic lebih inferior. Namun, berkaitan dengan caries rate, gic lebih superior dan lebih efektif dibandingkan resin. Ini mungkin disebabkan karena efek anti caries dari fluor yang dilepaskan semen gic. 

Gic memiliki beberapa keuntungan dibanding resin sebagai fisur sealant, terutama karena gic sifatnya hidrofilik dan stabil dimensinya. Hidrofilik artinya dapat menyerap cairan yang tersisa di dalam dasar fisur dan tetap masih bisa melekat baik ke email. Dimensinya yang stabil memungkinkan gic menjaga adaptasi tepi tambalan dan seal yang rapat ke gigi. Sehingga, risiko karies berkembang di bawah tambalan dapat dihindarkan. 

Saat ini, material gic terus dikembangkan dan telah menghasilkan material dengan daya retensi yang lbh baik dan sekarang setara dengan resin. Karenanya, penggunaan gic sebagai fisur sealant akan terus berlanjut di masa mendatang.


HALITOSIS
Bau mulut, dalam dunia medis disebut juga halitosis, adalah kondisi di mana mulut dan napas berbau tidak sedap. Adanya pertumbuhan bakteri yang dikaitkan dengan kondisi oral hygiene yang buruk merupakan penyebab yang paling sering dijumpai. 

Bau mulut disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor fisiologis dan faktor patologis. Adapun faktor fisiologis yaitu : 
  1. Kurangnya aliran ludah selama tidur : pengueluaran air liur akan berkurang saat tidur hal ini menyebabkan mulut kering dan menimbulkan bau mulut. 
  2. Makanan : bebearapa makanan dapat menyebabkan bau mulut diantaranya makanan yang mengandung sulfur seperti bawang putih, kubis, brokoli serta makanan yang mempunyai bau khas sepeti petai, jengkol, dan durian 
  3. Minuman yang mengandung alkohol : alkohol dapat mengurangi produksi air liur sehingga mengiritasi jaringan mulut yang akhirnya semakin memperparah bau mulut 
  4. Merokok : merokok dapat memperburuk status kebersihan gigi dan mulut dan menyebabkan bau mulut 
Adapun faktor patologis yaitu : 
  1. Oral hygiene yang buruk : kesadaran yang kurang dalam melakukan oral hygiene tentunya menjadi penyebab bau mulut misalnya sisa makanan yang menempel dan tidak dibersihkan 
  2. Plak disebabkan dari sisa makanan yang menumpuk pada permukaan gigi lama kelamaan menjadi mengeras dan menjadi karang gigi 
  3. Karies gigi, gigi berlubang dapat menyebabkan bau mulut apalagi gigi erlubang yang tak kunjung diobati 
  4. Gingivitis yaitu peradangan pada gusi yang disebabkan oleh plak dan dipercepat dengan adanya faktor iritasilokal dan sistemik 
Cara mengatasi bau mulut yaitu : 
  1. Menjaga oral hygiene yang baik dengan cara menggosok gigi 2x sehari setelah sarapan dan sebelum tidur malam 
  2. Mengguanakan dental flossing atau benang gigi untuk membersihkan sela sela gigi yang tidak bisa dijangkau oleh bulu sikat 
  3. Membersihkan lidah dengan cara menyikat lidah secara perlahan atau dengan mengguanakan alat pembersih lidah 
  4. Penggunaan obat kumur satu kali sehari, sebaiknya obat kumur digunakan setelah sikat gigi sebelum tidur, karena obat kumur memberikan efek antibakteri selama tidur disaat aktivitas bakteri penyebab bau mulut meningkat 
  5. Diet sehat yaitu mengurangi makan makanan kariogenik (makanan yang mengandung banyak gula), konsumsi buah dan sayur setiap hari, banyak minum air putih Selalu cek kesehatan gigi ke pelayanan kesehatan minimal 6 bulan 1x

Tidak ada komentar:

Posting Komentar